- Kata Pengantar
- Pasal 1 – Kakakku
- Pasal 2 – Mengapa Saya Meninggalkan Islam?
- Pasal 3 – Penebusan
- Pasal 4 – Wajah Islam Yang Sebenarnya
- Pasal 5 – Dari Percaya Menuju Pencerahan
- Pasal 6 – Sebuah Kisah Cinta Yang Belum Pernah Diu…
- Pasal 7 – Saya Adalah Eks Muslim, dan Saya Bangga …
- Paal 8 – Sebuah Perjalanan Menuju Pencerahan
- Pasal 9 – Mengapa Saya Tidak Akan Menandingi Nabi …
- Pasal 10 – Seorang Wanita Amerika Yang Menjadi Mus…
- Pasal 11 – Kebohongan: Sebuah Kisah Nyata Dari Par…
- Pasal 12 – Aku Tersadar
- Pasal 13 – Kamu Sepenuhnya Benar
- Pasal 14 – Tidak Diakui
- Pasal 16 – Sebuah Surat Untuk Intelijen Barat
- Pasal 15 – Dianiaya Karena Meninggalkan Islam
- Pasal 17 – Kita Harus Bersatu
- Pasal 18 – Saya Melewatkan Shalat dan Tidak Berubah menjadi Batu
- Pasal 19 – Dilahirkan Ke Dalam Islam, Dibesarkan di Amerika Serikat
- Pasal 20 – Kesaksian Saya Meninggalkan Islam
- Pasal 21 – Melarikan Diri Dari Turki
- Pasal 22 – Islam “Sejati”
- Pasal 23 – Saksi-Saksi Hidup vs. Kebenaran Politik
- Kata-Kata Penutup
“Jika ada agama yang mengijinkan penganiayaan orang-orang yang berbeda kepercayaannya, jika ada agama yang tetap membiarkan wanita berada dalam perbudakan, jika ada agama yang tetap membiarkan orang dalam ketidakpedulian, maka saya tidak dapat memeluk agama tersebut”.
-Tasmila Nasrin: Dokter dan Pengarang
“Bahkan jika kita sepakat bahwa kebanyakan mayoritas Muslim adalah kaum “moderat” dan katakanlah hanya ada kira-kira 20 % orang Muslim yang “literalis”, itu berarti ada sekitar 250 juta orang Muslim di dunia saat ini yang mendedikasikan hidupnya untuk menjadi musuh dunia non-Muslim yang kafir”
-Raymond Ibraham
“…Pada 11 September 2001, saya melihat wajah Islam yang sesungguhnya. Saya melihat kegembiraan di wajah bangsa kami karena begitu banyaknya orang kafir yang dibantai dengan mudahnya. Saya sangat syok melihat rakyat kami yang sangat haus membunuh orang-orang kafir tidak berdosa. Saya melihat banyak orang bersyukur kepada Allah atas pembunuhan massal ini. Bangsa kami yang Islami ini mengatakan bahwa Allah telah mengabulkan keinginan kami, dan bahwa ini adalah permulaan penghancuran negara-negara kafir. Bagi saya, ini adalah tidak berperikemanusiaan belaka. Lalu, Imam memohon kepada Allah untuk menolong Taliban memerangi tentara Amerika. Saya sangat marah. Itulah sebabnya saya kemudian berhenti sembahyang”.
-Khaled Waleed, Arab Saudi